Membayangkan Allah

Seorang rekan non-Muslim keheranan bertanya :”Bagaimana caranya umat Islam membayangkan sosok Tuhan..?? bentuk apa yang muncul dalam pikiran anda ketika menyebut nama Allah..?? apakah berupa sesuatu bentuk abstrak, atau seperti asap, cahaya, atau berupa kekosongan..”. Saya merasa ini pertanyaan wajar karena dia tidak pernah mendapat petunjuk bagaimana caranya kita ‘melihat’ Allah. Seorang Muslim mempunyai petunjuk jelas tentang hal ini ketika Rasulullah menyatakan agar kita jangan memikirkan (artinya termasuk tidak membayangkan) dzat Allah, tapi keberadaan/eksistensi Allah bisa dipahami dengan memikirkan hasil ciptaan-Nya.
.
Saya lalu menjawab :”Harap dibedakan ‘tidak membayangkan sesuatu bentuk’ dengan ‘membayangkan sesuatu yang tidak berbentuk’, jadi ketika saya menyebut asma Allah maka saya tidak berusaha membayangkan apapun, tentu saja tidak akan muncul bayangan apapun karena saya tidak membayangkannya. Yang muncul dalam pikiran adalah suatu wujud/eksistensi/keberadaan, memiliki sifat yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, Maha Mendengar, Maha Adil, dll. Dia-lah yang akan menjawab segala do’a karena dengan sifat-Nya tersebut membuat tidak ada lagi batas antara saya dengan-Nya. Kalau anda berusaha membayangkan Tuhan maka tentu saja akan muncul bayangan, bahkan kekosongan juga merupakan hasil dari membayangkan sesuatu”.
.
Tidak membayangkan Allah merupakan perintah yang sangat gampang untuk dilaksanakan, kita tinggal berhenti untuk melakukannya. Makanya konsep ketuhanan Islam sangat mudah diterima oleh siapapun mulai dari orang yang berpikiran sederhana sampai yang cerdas. Keyakinan akan eksistensi Allah tanpa harus membayangkan sosok/bentuk-Nya sangat mudah diterima, semudah kita meyakini udara itu ada tanpa bisa mengetahui bagaimana bentuknya.

Leave a comment